CERPEN: Brandal Punky Tamantirto

Sesampainya di hadapan Barno kedua orang tua Barno enggan menatap wajah Barno yang lusuh layaknya preman di jalanan.

“Rama..Ibu..Barno nuwun ngapurane nggeh, Barno sadar yen Barno akeh salahe marang Rama lan Ibu” (Menangis dengan bersujud di kaki kedua orang tuanya dengan nada terenggap-enggap)
“Barno, mari berdiri nak! Rama seneng yen awakmu bisa sadar nak. Rama lan Ibu wes ngapuroni awakmu nak” (Mengangkat Barno dari sujud kakinya dan kemudian memeluknya serta Istrinya)
“Barno, Ibu lan Rama nuwun ngapurone ya nak, yen Rama lan Ibu kasar sanget karo awakmu” (Sang Ibu menangis terharu)

Seperti biasa di pagi yang cerah ini Barno ke kedai kopi Pak Tarno langganannya.

Dengan hati lapang dia memesan kopi dan mengambil gorengan yang ada di depannya.

“Wah..wah..ganteng amat sih lo”(Biasa dengan bahasa anak gaul, nyengir sambil menggoreng beberapa mendowan)
“Apaan si lu”(Sambil senyum makan gorengan) “Hari ini lo beda amat si broo”(terheran-heran)
“Pak dino iki tak luru kerjanan seng halal pak, rencana arep ngojek online Pak” (Dengan hati girang dan lalu pergi meninggalkan tempat tersebut tidak lupa membayarnya)
“Ni anak kesambet apaan yak, kaga biasanya. Mugo apik-apik wae aaamiin” (Tetap dengan bahasa gaulnya, kemudian melanjutkan pekerjaanya)

Terdengar suara minta tolong. Barno langsung mendekati suara tersebut saat dia narik ojek. Ternyata itu adalah perampokan. Barno bergegas menolongnya dan melawan semua preman tesebut.

“Ayo reneo kabeh, belom tau kalian lawan bekas preman Tamantirto ya, hayiyyaakk!” (Mengeluarkan jurus ampuhnya)

Akhirnya semua preman tersebut kalah dan segera lari dengan terbirit-birit. Kemudian Barno menghampiri perempuan korban rampok tersebut.

“Mbak ora kenopo-kenopo to?” (Tanya Barno yang di belakangnya dan memakaikan Jaketnya ke perempuan tadi karena pakaiannya yang sudah dirobek preman-preman tadi)
“heeem…heemm..” (Menangis dan kemudian berbalik arah lalu memeluk Barno tanpa memendang wajah Barno)
“Mba..mbaa..mbaa Sarah? Mba kok bisa neng kene lhoo jam 12 wengi iki? Wes mba wes yok tak anter pulang mba! Wes Mba tenang mba”(Sambil mengendarai motor)

Selama perjalanan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Mengingat meski mereka sedarah tetapi mereka sangat tidak akrab. Jika di rumah mereka mungkin tidak pernah berpapasan ataupun mengobrol bersenda gurau. Mungkin ini sudah jalan taktdir keluarga ini.

Keesokan harinya Barno mulai narik ojek lagi. Tidak lupa dia mulai kebiasaan barunya selalu mencium tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat. Dan menengok adiknya Guntur yang ada di kamar. Tak segan Barno mulai mengakrabkan diri dengan Guntur sang adik. Ini Barno lakukan agar tercipta keluarga yang harmonis yang dia inginkan.

Hari sudah mulai petang Barno pulang kerumah. Setelah sampai Adiknya Guntur menghampirinya dan tersenyum kearah Barno dengang memberikannya nasi goreng kesukaan Barno. Seketika Barno memasang wajah muram kepada adiknya tersebut. Kemudian Guntur seketika murung.

“Waakakkaka”(Ngeledek Barno dan kemudian mengambil nasi goreng yang di buatkan adiknya tersebut)
“A..a..banggg”(Sambil tersenyum dan girang)

Ini pertama kalinya Barno dipanggil abang oleh adiknya, hati Barno terharu mendengar ini. Memang di kelurga ini banyak penghuninya tetapi relasi dalam keluarga ini sangat minim.

Tidak dengan mala ini, semua anggota keluarga Barno ada Sarah kakak Barno, ada ayah dan ibu Barno, dan juga si bungsu yang sudah mulai mau berbicara dengan orang. Sarah menghidangkan makanan yang telah dimasak dengan ibunya. Sedangkan Barno dan Ayahnya mulai berbincang-bincang dengan sela si bungsu Guntur ikut dalam obrolan mereka. Mereka mulai makan dengan diawali berdoa yang di pimpin oleh Guntur adiknya sambil semua menuntunnya berdoa.

“Kehidupan begitu rumit, tetapi pada malam ini aku menemukan harta berhargaku kembali. Ya Tuhan berilah kami selalu kebahagian Tuhan. Aaamiin” (Sela doa Barno)

— SELESAI —

Author: Immawati Fasihatun Naja

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Pisang dan Momo

Editor : Tim Redaksi Dekombat Sebuah kebun binatang di suatu kota sedang kedatangan penghuni baru. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *