Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Sosial

Sudah hampir satu abad sejak PKO berdiri pada tanggal 15 Februari 1923 yang didirikan atas inisiatif HM Sudjak yang didukung penuh oleh gurunya yaitu KH Ahmad Dahlan. Dengan seiring berjalanya waktu sekarang PKO berganti nama menjadi Pembina Kesejahteraan Umat(PKU). Dan sekarang klinik PKO yang kecil sudah berganti menjadi RS PKU Muhammadiyah sebagai pelayan kesehatan. Meskipun sudah didirikan PKU Muhammadiyah kesengsaraan umat tidak dapat hilang dengan cepat, karena PKU hanya melayani bidang kesehatan. Jika kesengsaraan memiliki definisi kesulitan, penderitaan atau kesulitan hidup maka itu masih terlalu luas untuk ditangani PKU sendiri dan untuk menagani kesengsaraan yang dialami umat.

Melihat dari kilas balik sejarah, di abad pertama, Muhammadiyah telah berhasil dengan gemilang menampilkan dirinya mengawal pencapaian tujuan nasional. Selama ini Muhammadiyah dikenal lewat tiga trisula, yaitu schooling, healing, dan feeding. Ketiga Trisula lama itu harus terus berjalan karena sudah lepas landas. Yang diperlukan oleh Muhammadiyah tinggal meningkatkan kualitas lembaga-lembbaga yang menaungi bidang pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan. Kualitas lembaga-lembaga yang menaungi Trisula abad pertama harus menjadi center of excellent. Dan di abad kedua ini Muhammadiyah merancang gerakan baru yang disebut Trisula baru gerakan Muhamadiyah. Muhammadiyah sepertinya berkaca pada lembaga atau sektor pemberdayaan masyarakat yang di mana sektor tersebut tidak dapat dioptimalkan secara maksimal  oleh Muhammadiyah dalam beberapa waktu terahir di abad pertamanya.

Trisula baru gerakan Muhammadiyah meliputi MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat), dan Lazismu (Amal Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah). Ketiganya merupakan sebagai gerakan yang tersistem sebagai ciri dari gerakan Muhammadiyah.  Di abad keduanya Muhammadyah lebih memfokuskan pada gerakan sosial kemasyarakatan ketimbang pada sektor pendidikan dan kesehatan.  Dengan bergeraknya Muhammadiyah pada sektor pelayanan masyarakat lebih membuat Muhammadiyah dikenal oleh masyarakat luas, bahkan ketika sedang terjadi bencana alam MDMC menjadi  salah satu penolong masyarakat yang sedang terkena musibah tersebut. MPM yang bekerja untuk masyarakat desa yang masih bisa dikatakan pada desa tertinggal memiliki tugas tersendiri yaitu untuk memajukan dan memakmurkan  masyarakat desa  itu. Dan Lazismu menjadi menyalur dana dari para amil zakat dan orang-orang dermawan yang menyumbangkan dan mewakafkan hartanya untuk membantu sesama manusia .

 Muhammadiyah yang sekarang meskipun lebih terfokus pada sektor pelayanan masyarakat tapi tidak melupakan gerakan tajdid-nya.  Perjuangan dalam menegakkan Islam sebagai agama yang sebenar-benarnya belum selesai, bahkan masih panjang jalan yang harus dilalui.  Dinamika dari waktu ke waktu akan menjadi sebuah pelajaran yang penting untuk persyarikatan Muhammadiyah. Jalan dakwah Muhammadiyah bisa dikatakan berbeda bila dibandingkan dengan organisasi masyarakat ke-Islaman lainya. Karena Muhammadiyah sebagai gerak tajdid atau sebagai gerakan sosial kemasyarakatan itu masih menjadi sebuah pertanyaan, mungkin bisa dikatakan saat ini Muhammadiyah lebih  berfokus pada gerakan sosial kemasyarakatan.  Meskipun lebih berfokus pada gerakan sosial kemasyarakatan tetapi Muhammadiyah juga tidak meninggalkan gerakan tajdid karena gerakan untuk memurnikan ajaran agama Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun dan bagaimana kodisinya itu tetap harus ditegakkan.

Bisa dikatakan gerakan tajdid dan gerakan sosial kemasyakatan di dalam Muhammadiyah berjalan beriringan tanpa harus ada yang saling mendahului.  Rintangan yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah sudah berada di depan siap untuk menghadang, tantangan semakin berat badai terkadang menyelimuti dengan tidak mengenal kapan akan datang. Setiap gerak zaman setiap perpindahan tempat dan setiap berubahnya musim tantangan yang akan dihadapi akan berubah-ubah, tetapi Muhammadiyah adalah organisasi yang sudah melewati berbagai macam masalah mulai dari zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, zaman orde lama, orde baru dan reformasi Muhammadiyah tetap berdiri tegak  dengan kondisi yang semakin kokoh.  Kunci itu semua cuma satu yaitu kuatkan jati diri dengan akidah Islam, Muhammadiyah yang mencerdaskan diri kadernya dengan ilmu dan pengetahuan keislaman  maka akan mudah untuk melewati semua tantangan yang menghadang.

“Muhammadiyah Gerakanku…..

Author: Immawan Luthfi Affandi

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Sejarah Muhammadiyah : Muhammadiyah Setelah KH. Ahmad Dahlan Wafat

Pesan terakhir KH. Ahmad Dahlan sebelum wafat: “Nampaknya ajalku akan sampai, aku sudah tidak lagi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *