DeKombat.com – FILSAFAT YUNANI KUNO DAN KLASIK
MONOISME
Istilah Monoisme berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal atau sendiri. Dari istilah tersebut, terdapat beberapa pengertian tentang Monoisme, diantaranya:
- Teori yang menyatakan bahwa segala hal dalam alam semesta dapat dijabarkan pada (atau dijelaskan dalam kerangka) kegiatan satu unsur dasariah. Misalnya Allah, materi, pikiran, energy, bentuk;
- Teori yang menyatakan bahwa segala hal berasal dari satu sumber terakhir tunggal;
- Keyakinan bahwa realitas adalah salah satu, dan segala sesuatu lainnya adalah ilusi, berbeda dengan dualism dan Pluralisme;
- Ajaran yang mempertahankan bawha dasar pokok seluruh eksistensi adalah satu sumber.
Genealogi
Secara historis, Monoisme pertama kali digulirkan oleh Parmenides, filsuf yunani abad ke-6 SM (Sebelum Masehi). Parmanides menganggap pancaindera kita bersifat menipu dan berbagai bentuk benda indrawi yang kita saksikan sejatinya hanya ilusi. The only true being, kata Parmanides, is the one, which infinite and invisible (Betrand Russel: 1955). Satu-satunya eksistensi yang sejati adalah yang tunggal, yakni yang tak terbatas dan tak terbagi-bagi.
Bagi Parmanides, hanya ada sebab wujud tunggal yang memukimi semua keberadaan-keberadaan dan wujud tunggal tersebut tidak akan pernah tersentuh perubahan. Pengalaman perubahan atau pluralitas hanya dapat terjadi karena adanya satu yang tidak berubah. Perubahan hanya tampak pada indera manusia. Dalam realitas, yang ada hanyalah satu; perubahan hanyalah ilusi belaka. Pendapat ini merupakan bentuk monisme yang paling awal. Monoisme modern dapat digambarkan dalam filsafat Hegel, melalui idealisme-nya yang menggambarkan dunia sebagai manifestasi atau bentangan dari semua-inklusif atau spirit absolut yang menyatakan dirinya dalam waktu (Zaprulkhan: 2015).
Agar memudahkan pemahaman, penulis contohkan saja saja dengan udara. Udara tidak memiliki warna di bumi ini. Meski dengan indera kita (mata dan alat gerak) udara itu bisa berubah menjadi bewarna (asap rokok warna putih, maka kita akan melihat udara itu putih, asap pabrik dengan warna hitam, maka kita akan melihat udara hitam, genung letusan api yang kita lihat warna abu-abu atau hitam, maka kita melihat udara menjadi warna abu-abu atau hitam) baik itu karena kegiatan mahasiswa atau karena alam. Hal ini menurut penulis juga berlaku pada cahaya matahari, yang tidak bisa dideskripsikan berwarna apa, tetapi selalu memberikan terang.
PLURALISME
Istilah pluralisme berakar pada kata dalam bahasa latin pluralis yang berarti jamak atau plural. Aliran pluralism secara umum dicirikan oleh keyakinan-keyakinan berikut:
- Realitas fundamental bersifat jamak, berbeda dengan dualisme (yang menyatakan bahwa realitas fundamental ada dua) dan monisme (yang menyatakan bahwa realitas fundamental hanya satu);
- Ada banyak tingkatan hal-hal dalam alam semesta yang terpisah, yang tidak dapat direduksi, dan pada dirinya independen;
- Alam semesta pada dasarnya tidak tertentukan dalam bentuk; tidak memiliki kesatuan atau kontuinitas harmonisyang mendasar, tidak ada tatanan koheren dan rasional fundamental.
Genealogi
Dalam sejarah filsafat Yunani klasik, ide pluralisme bisa dilacak pada pemikiran filosofis Anaxaragos dan Empedokles. Ketika berbicara tentang alam semesta, Empedokles menyatakan bahwa alam jagat raya yang kita saksikan ini terdiri dari empat unsur atau akar, yaitu tanah, udara, apai dan air. Masing-masing unsur tersebut bersifat abadi, tetapi unsur-unsur itu bisa saling berbaur dengan ukuran yang berbeda-beda dan dengan demikian menhasilkan pelbagai ragam zat yang terus berubah sebagaimana kita tentukan di dunia ini. Sebab semua benda merupakan campuran dari tanah, udara, api dan air, namun dalam proporsi yang beragam.
Jika sebatang bunga dan seekor binatang mati, katanya, keempat unsur ini terpisah lagi. Kita dapat mengamati perubaan-perubahan ini dengan mata telanjang. Namun, tanah dan udara, api dan air tetap abadi, tidak tersentuh oleh semua campuran di mana mereka menjadi bagiannya. Maka tidak benar jika dikatakan bahwa segala sesuatu berubah. Pada dasarnya, tidak ada yang berubah. Yang terjadi adalah bahwa keempat unsur itu tergabung dan terpisah, untuk menjadi tergabung lagi. Kita dapat mebuat perbadingan dengan lukisan. Jika seorang pelukis hanya mempunyai satu warna, merah misalnya dia tidak dapat melukis pohon yang hijau. Namun, jika dia mempunyai warna kuning, merah, biru dan hitam, dia dapat melukis ratusan warna yang berbeda sebab dia dapat mencampurkan warna-warni itu dalam takaran yang berlainan. (Jostein Garrder: 1997)
SOPHISME
Sofisme berasal dari kata “Softs” yang berarti cerdik, pandai. Namun, kemudian berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab, kaum sophis menyampaikan filsafatnya dengan berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar. Para pemuda dilatih kemahiran berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk mempertahankan apa yang dianggap benar.
Pokok-pokok ajaran kaum sophis ialah sebagai berikut:
- Manusia menjadi ukuran segala-galanya
- Kebenaran umum (mutlak) tidak ada
- Kebenaran hanya berlaku sementara
- Kebenaran tidak terdapat pada diri sendiri
Dengan ajaran demikian, sofisme tergolong aliran relativisme. Ajaran sophisme juga memiliki pengaruh positif waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang terampil berpidato. Disamping itu, akal manusia dihargai. Akan tetapi, segi negatifnya, ajaran ini menjadikan orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini untuk sesuatu, bisa saja untuk hari besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran hanyalah berlaku sementara.
Genealogi
Pada pertengahan abad ke-5 sebelum masehi, timbul aliran filsafat baru yang di namai orangnya sebagai seorang Sophisme atau juga Sophistik. Sophisme berpendapat bahwa kebenaran itu relatif adanya. Meskipun sezaman, kaum Sophis dipandang sebagai penutup era filsafat pra-Socrates, sebab Socrates akan membawa perubahan besar di dalam filsafat Yunani. Kata Sophis berarti seseorang yang bijaksana dan berpengatahuan. Gelar Sophis ditujukan kepada segala orang pandai sebagai ahli bahasa, ahli filsafat, ahli politik dan lain-lainnya. Tetapi, lama-kelamaan kata itu berubah artinya. Sophis menjadi gelaran bagi tiap-tiap orang yang pandai memutar lidah, pandai bermain dan bersifat dengan kata-kata. Dari nama pujian “Sophis” menjadi nama ejekan.
Kaum Sophis memiliki ciri yang mirip dengan para filosof alam, yakni bersikap kritis terhadap mitologi tradisional. Tetapi, kaum Sophis berpendapat bahwa meskipun ada jawaban untuk pertanyaan filosofis, manusia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai teka-teki alam dan jagad raya. “Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu”, kata seorang Sophis, yakni Protagoras (sekitar 485–410 SM). Dapat di maknai bahwasanya semua hal yang ada harus di pertimbangkan dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Mereka juga berpendapat bahwa “kesopanan alamiah” itu bukanlah sesuatu yang sudah ada sejak seseorang di lahirkan. Mereka lebih setuju bahwa sesuatu itu sopan atau tidak merupakan sebuah aturan sosial yang ada di masyarakat.
Berikut adalah factor-faktor yang menjelaskan munculnya kaum sofistik, diantaranya:
- Sesudah perang Parsi selesai (tahun 449 SM), Athena berkembang pesat dalam bidang politik dan ekonomi. Di bawah pimpinan Periklespolis inilah yang menjadi pusat seluruh dunia Yunani. Sampai saat itu Athena belum mengambil bagian dalam filsafat dan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang sejak abad ke-6.Tetapi sering kali dalam sejarah dapat disaksikan bahwa negara atau kota yang mengalami zaman keemasan dalam bidang politik dan ekonomi menjadi pusat pula dalam bidang intelektual dan kultural. Demikian juga dengan kota Athena. Kitasudah melihat bahwa Anaxagoras adalah figure pertama yang memilih Athena sebagai tempat tinggalnya. Para sofis tidak membatasi aktivitasnya pada polis Athena saja. Mereka adalah guru-guru yang bepergian berkeliling dari satu kota ke kota lain. Tetapi Athena sebagai pusat kultural yang baru mempunyai daya tarikkhusus untuk kaum Sofis. Protagoras misalnya, yang dari sudut filsafat boleh dianggap sebagai tokoh yang utama antara para Sofis, sering-sering mengunjungi Athena.
- Kaum Sofis untuk pertama kali dalam sejarah menggelar pendidikan untuk orang muda. Dari sebab itu paaideia (kata Yunani untuk “pendidikan”) dapat dianggap suatu penemuan Yunani. Itulah salah satu jasa yang besar sekali, yang pengaruhnya masih berlangsung terus sampai dalam kebudayaan modern.
- Pergaulan dengan banyak negara asing, orang-orang Yunani mulai menginsyafi bahwa kebudayaan mereka berlainan dengan negara lain. Mengapa demikian?,karena mereka selalu cenderung membuang yang kolot dan memihak kepada yang baru.
SOKRATIK
Socrates menjadi persoalan yang begitu pelik bagi para Sejarawan. Banyak tokoh yang mengungkapkan sesuatu mengenai Socrates, namun dapat dipastikan hanya sedikit yang bisa diketahuinya. Perihal Socrates ini kita tidak bisa memastikan apakah mengetahui sedikit ataupun banyak tentang dia.
Untuk memahami lebih jauh, secara sistematis, berikut adalah alur pemikiran Socrates, diantaranya:
- Tujuan hidup manusia adalah mencari kebahagiaan (eaudaemonia)
- Kebahagiaan dapat diperoleh dengan keutamaan (arate)
- Untuk mengetahui apa dan bagaimana arate kita itu, harus kita ketahui dengan pengetahuan (episteme)
- Jadi keutamaan (arate) adalah pengetahuan (episteme)
Genealogi
Socrates lahir sekitar tahun (469-399 SM) dia adalah seorang filosof Yunani dariAthena. Dia bukan orang yang tampan dan keadaan hidupnya pun bersahaja. Ia adalah jenis orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar filsafat kepada anak-anak muda, tetapi bukan untuk mencari uang seperti kaum sofis. Dia mengajar agar para anak-anak muda mengetahui pentingnya kebenaran. Dia tersohor dengan pendapatnya tentang filsafat sebagai suatu usaha pencarian yang perlu bagi para Intelektual.
Bapaknya adalah tukang batu dan pengukir di batu, ibunya dikabarkan sebagai seorang bidan. Awalnya Socrates ingin mengikuti jejak Bapaknya sebagai tukang patung. Namun, dia merubahnya dari membuat patung menjadi pembentuk watak manusia. Socrates bergaul dengan semua kalangan manusia baik tua muda, kaya ataupun miskin. Ia seorang filosof yang mempunyai corak ajaran tersendiri. Menjadikan ia sebagai tokoh yang terkenal di Athena, sebagimana digambarkan Aristophanes dalam The Clouds.
Ajaran-ajarannya tak pernah ia tuliskan, melainkan langsung dengan perbuatannya dalam menjalani kehidupan. Jika diamati secara detail ia malah tidak mengajarkan filosofi, melainkan hidup untuk berfilosofi. Socrates adalah seorang sarjana Yunani klasik yang memiliki reputasimengajar dengan mengajukan pertanyaan namun tidak harus memberikan jawaban.
Socrates bangga dilahirkan di Athena. Dia menjalani seluruh hidupnya di kota dan tidak pernah meninggalkannya kecuali dalam pelayanannya sebagai seorang tentara. Ia kerapkali aktif berpendapat dan sangatlah kritis terhadap cara dan pemimpin athena namun tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa kota ini adalah yang terbaik.
Menurut perkataan teman-temannya, Socrates demikian adil, sehingga ia tidak pernah berlaku zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga dia tidak pernah memuaskan hawa nafsu dengan merugikan kepentingan umum. Di dalam komedi “Awan”, Aristophanes memandang socrates sebagai seorang sofis, dan tentu yang demikian ini tidak begitu anehseperti yang dianggap orang kemudian. Namun tetap terdapat perbedaan-perbedaan yang khas antara Socrates dengan kaum Sofis.
Dan Socrates merupakan penentang utama ajarankaum Sophis tentang manusia sebagai ukuran segala-galanya. Tema manusia tetap menjadi perhatian Socrates, hanya saja dia tidak menjadikan manusia sebagai ukuran segala-galanya,sebab kebenaran tidak bersifat relatif tetapi pasti dan tetap.
Filsafat Socrates
Filsafat Socrates mengarahkan kajian-kajian Filsafat yang semula sangat abstrak dan jauh dari praktis kehidupan sehari-hari, menjadi lebih praktis dan konkret. Oleh Socrates, Filsafat diarahkan pada penyelidikan tentang manusia, etika, dan pengalaman hidup sehari-hari, baik dalam konteks individu (psikologis), sosial, maupun politik. Filsafat Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkankesehatan jiwa. Persyaratan hidup manusia adalah jiwa yang sehat, jika jiwa sehat makatujuan-tujuan hidup yang lain akan bisa diraih. Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
Bagi Socrates manusia adalah inti sari manusia, hakekatnya manusia sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu tujuan hidup yang paling utama adalah kebahagiaan (eudaimonia). Namun, kebahagiaan yang dimaksud dalam bahasa Yunani tidakseperti yang terjadi pada zaman sekarang yaitu mencari kesenangan. Kebahagiaan dalam bahasa Yunani berarti kesempurnaan (Bertens, 1975). Plato dan Aristoteles setuju dengan pendapat Socrates. Bahwa eudaimonia adalah tujuan kehidupan, dan jalan atau cara untukmencapai kebahagiaan adalah arête (kebajikan). Dengan kebajikan orang bisa hidup bahagia.Socrates membuktikan adanya kebenaran obyektif itu dengan menggunakan metodeyang bersifat praktis dan dijalani melalui percakapan-percakapan, sehingga metode yang digunakannya biasanya disebut dengan metode dialog karena dialog mempunyai peranan penting dalam menggali kebenaran yang obyektif. Socrates berpendapat bahwa ajaran dankehidupan adalah satu dan tak dapat dipisahkansatu dengan yang lain. Oleh karena itu, dasardari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi Socrates pengetahuan yang berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri.
Sumber :
Abidin, Zaenal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmad Tafsir. (2003). Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung, PR. Remaja Rosda Karya.
Bertrand Russel. 1984. Persoalan-Persoalan Filsafat. Jakarta: P.T Bulan Bintang.
Zaprulkhan. (2015). Filsafat Ilmu Sebuah Analisis Kontemporer, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
penulis: Bidang RPK
editor: Muhammad Tegar