HABIS HUTAN TERBITLAH BANJIR : “BONUS TAMBAHAN UNTUK BUMI TAMBUN BUNGAI”

Naskah Pendek :
Bumi Tambun Bungai adalah sebuah julukan yang melekat bagi Provinsi Kalimantan Tengah. Provinsi ini memiliki luas kurang lebih 15,4 juta hektar dimana 13,0 juta hektar berupa hutan dan 2,7 juta hektar berupa lahan gambut. Namun dibalik itu, deforesiasi (kerusakan hutan) di kalimantan tengah semakin menjadi-jadi dengan tercatat setiap tahunnya mencapai 150.000 hektar yang mana perusakan lahan itu di dominani oleh perusahaan-perusahaan sawit yang masuk di Kalimantan Tengah. Hal tersebut sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat Bumi Tambun Bungai tersebut. Belum lekang tentang bencana kabut asap karena pembakaran hutan, kini masyarakat Kalimantan Tengah masih harus beradu dengan wabah Covid-19 yang terus meningkat dan seakan mendapat bonus bagi Bumi Tambun Bungai, muncul lagi ujian bencana banjir yang berdampak terhadap setidaknya 17.515 jiwa dari 6.455 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di empat kabupaten yaitu Lamandau, Katingan, Seruyan, dan Kota Waringin Timur.
Naskah Panjang :
Bumi Tambun Bungai adalah sebuah julukan yang melekat bagi Provinsi Kalimantan Tengah. Provinsi yang didirikan pada tanggal 23 Mei 1957 ini merupakan provinsi terbesar dengan memiliki luas kurang lebih 15,4 juta hektar dimana 13,0 juta hektar berupa hutan dan 2,7 juta hektar berupa lahan gambut. Sebuah aset yang berharga bagi kelangsungan hidup kita untuk sebagai sebuah wilayah penyaring oksigen jika dijaga dan dirawat dengan benar.
Namun ironinya saat ini, laju deforestasi (kerusakan hutan) di Kalimantan Tengah setiap tahunnya mencapai 150.000 hektar yang mana perusakan lahan itu di dominani oleh perusahaan-perusahaan sawit yang masuk di Kalimantan Tengah. Hal tersebut diperkuat oleh Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WAHLI) Kalimantan Tengah, Arie Rompas, yang menyampaikan, pihaknya mencatat 141 perusahaan sawit yang beroperasi dalam kawasan hutan seluas 718.295 hektar yang mana perusahaan tersebut selain membuat kerugian negara sebanyak Rp 18,21 Triliun bagi negara juga membawa tulah bencana bagi kelangsungan kedepannya dari segi ekologi bagi masyarakat Kalimantan Tengah khususnya dan bagi masyarakat Indonesia umumnya.
Belum lekang diikatan masyarakat Kalimantan Tengah tentang bencana kabut asap yang di akibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan yang mana membuat masyarakat menderita penyakit gangguan pernafasan. Kini masyarakat Bumi Tambun Bungai itu juga masih di hantui ketakutan tentang pandemi Covid-19 yang mana terhitung tanggal 26 September 2020 kasus positif sebanyak 3.474 jiwa dan 130 jiwa telah dinyatakan wafat. Namun seakan mendapat bonus tambahan bagi bumi tambun bungai tersebut kekhawatiran dan keresahan masyarakat kalimantan tengah masih harus bertambah dengan datangnya ujian musibah banjir. Keadaan tidak baik-baik saja ini dapat diliat dengan bukti Kalimantan Tengah kini di terapkan status tanggap darurat bencana karena berdasar data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah. telah tercatat 17.515 jiwa dari 6.455 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di empat kabupaten yaitu Lamandau, Katingan, Seruyan, dan Kota Waringin Timur.

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Tim YSI PK IMM FEB Membuat Rumah Lalat dan Melakukan Penebaran Pupa

Pada Jumat (18/08/2023), semangat penuh dan komitmen tinggi terus dilakukan oleh Tim Young Sustainable Initiative …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *