Kemerdekaan Kaum Hawa
Oleh : IMMawati Nurhalizah Agustina
“ Cari pekerjaan yang Anda suka. Berkarir, berfikir, bereksplorasi dengan kegembiraan. Kalau Anda gembira, tenaga Anda juga besar. Kalau tenaga Anda juga besar, Anda akan mencapai hal yang lebih besar. Kalau Anda tidak suka, cari yang Anda suka, belajar yang Anda suka. Kegembiraan adalah energi.” – Susi Pujiastuti”
Selamat Hari Kartini.
Hari ini, esok, atau hari seterusnya adalah selalu momentum agung bagi kaum hawa.
Detik ini kaum hawa sudah merdeka akan terbelenggu kebodohan dan terbungkam akan hak-haknya. Sebab kaum hawa memiliki kesetaraan dengan kaum adam. Pancaran dan eksistensi untuk mengenyam pendidikam setinggi-tingginya dan dapat duduk untuk memimpin tanah air ini dapat diperolehnya.
Pejuang-pejuang kaum hawa pada detik ini adalah diri mereka sendiri. Kaum hawa harus cerdas dalam pikirannya, lembut dalam tutur katanya, bersikap penuh kasih sayang layaknya seorang ibu, dan mandiri. Kemerdekaan perempuan pada detik ini jangan diartikan dengan mentah karena sejatinya kaum hawa dan kaum adam sudah memiliki takarannya masing-masing dalam kehidupannya. Kaum hawa harus hidup tanpa belenggu diskriminasi. Kita adalah mahluk spesial yang hakekat dan selayaknya dihargai, dihormati, dijunjung, dan dilindungi dari segala ancaman dan kekerasan.
Detik ini wajib kita apresiasi kemerdekaan kaum hawa karena sudah banyak yang kita lakukan dari tempo dulu yang serba dibatasi. Kehidupan apatis, seba instan, dan hedonisme menjadi krikil untuk kaum hawa berkarya pada detik ini. Karena sejatinya kaum hawa bukan hanyak objek, tetapi sebagai subjek. Kemerdekaan detik ini adalah kita dalam berkarya melakukan hal yang kita suka dan cintai sebab jika kita melakukannya dengan rasa cinta dan suka kegembiraan dan kebahagiannya akan muncul dalam diri kaum hawa sebagai inner beauty yang mereka miliki. Kaum hawa boleh cantik, tetapi cerdas lebih penting.
Mari saudara-saudara ku seperjuangan di momen yang berharga hari ini jadilah perempuan yang cekatan, cerdas, gesit, tangguh, tanggap, sigap, dan serba bisa dalam mengambil peran untuk agama, diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan tanah air tercinta ini yaitu Indonesia. Dengan selalu meningkatkan karya-karya sebab kita juga bisa. Berkaryalah sebanyak-banyak selagi kita masih ada waktu sebab carilah dan berproseslah sampai maut memanggil nyawa kita. Semoga angan-angan, harapan, semagat, dan perjuangan R.A. Kartini selalu menyentuh dan menyinari hati kita sebab “Habis Gelap Terbitlah Terang.”