Sejak awal Februari 2024, kenaikan harga bahan baku menjadi topik hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Mulai dari lonjakan harga beras yang disebabkan oleh kondisi El Nino mengakibatkan kegagalan panen para petani. Dikutip dari economy.okezone.com, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa perubahan iklim dan cuaca menjadi pemicu utama. Gagal panen akibat perubahan iklim dan cuaca telah mengurangi produksi pangan, menyebabkan peningkatan harga karena permintaan konsumsi masyarakat tetap tinggi atau bahkan meningkat.
Kenaikan harga beras yang sangat tinggi bisa berimbas pada kenaikan inflasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah mewaspadai kenaikan harga beras yang telah mencapai rata-rata Rp 15.000 per kilogram pada Februari 2024. Kenaikan harga beras ini berdampak pada kenaikan harga bahan baku lainnya seperti bawang putih, cabai merah, daging ayam, dan telur. Selain faktor alam, meningkatnya harga bahan-bahan di atas juga karena telah mendekati bulan Ramadhan sehingga membuat demand atau permintaan masyarakat juga ikut naik.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman, menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil beberapa tindakan untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras. Salah satunya adalah dengan memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) dan memasok pasar dengan beras murah melalui program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan pangan beras kepada masyarakat kelas bawah. Diharapkan tindakan-tindakan ini dapat menstabilkan harga beras dan berdampak positif pada harga-harga bahan-bahan lainnya.
Sumber:
https://economy.okezone.com/read/2024/02/19/320/2972472/jokowi-buka-bukaan-penyebab- harga-beras-naik
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7204658/harga-beras-naik-terus-bi-ungkap- dampaknya-ke-inflasi.
Jurnalis:
Lathifah Ardelia