Pacaran vs Ta’aruf

PACARAN VS TA’ARUF
Muncul kerisauan pada muda mudi saat berada pada posisi masih bertahan pada kesendirian tanpa seorang pasangan. Hal tersebut banyak melanda pada kawula muda yang cukup usia untuk menikah. Ya, tentu mereka akan merasa gelisah ketika pasanngan yang dinanti tak kunjung menghampiri.
Banyak sekali kawula muda mengidam-idamkan pasangan yang dapat menjadi teman berbagi rasa suka dan duka yang dinilai terasa sulit untuk dicari. Bukan berarti para kawula muda ini tidak berusaha karena sering sekali berbagai upaya mereka lakukan. Yang menjadi kendala meraka adalah kebingungan memilih calon yang tepat. Hingga proses pacaran pun menjadi jalan pilihan.
Pacaran ini merupakan fenomena yang tak asing dan selalu ramai dijadikan topik utama dalam berbagai kajian remaja. Fenomena ini cukup menuai problematika yang disertai pro-kontra. Banyak yang berpendapat pacaran dimanfaatkan sebagai ajang untuk mengenali sifat pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa pacaran berasal dari kata “pacar” yang berarti “kekasih; yang di cintai dan dikasihi. Sedangkan “berpacaran” berarti bercintaan, berkasih-kasihan.
Dilihat dari definisi KBBI tersebut, tentunya tidak ada yang salah karena memang sudah menjadi fitrah manusia untuk menyukkai lawan jenisnya. Hal ini sudah ditegaskan dalam firman Allag surah Ali-Imran ayat 14 yang berbunyi :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Pacaran sangat erat kaitannya dengan proses pencarian pasangan hidup dan banyak yang berakhir manis dengan duduk bersanding di pelaminan hingga mempunyai keturunan. Namun jangan salah, tidak sedikit juga para kawula muda yang berpacaran lama berujung pahit seperti perpisahan yang menyayat hati.
Islam sudah memberi wadah untuk menyalurkan rasa cinta itu dengan menikah melalui proses yang sesuai tuntunan-Nya. Berbagai argumen lain yang serupa, salah satu nya adalah ta’aruf. Ta’aruf adalah gerbang awal muda mudi mencari pasangan hidup dengan sungguh-sungguh meminta kepada pihak ketiga sebagai perantara mewujudkan niat menikah. Jika umumnya niat berpacaran itu untuk bersenang-senang, tidak demikian dengan ta’aruf cinta. Niat ta’aruf cinta hanyalah untuk melangsungkan pernikahan dan tanpa adanya kata main-main.
Ta’aruf dianjurkan dalam islam ketika sebelum memulai suatu hubungan pernikahan. Rasulullah menyarankan agar kita terlebih dahulu mengenal calon pasangan hidup kita, bagaimana latar belakang agama, akhlak, rupa, keturunan, dll.
Orang yang sudah berani untuk ber-ta’aruf berarti secara mental ia sudah siap untuk menikah daripada orang pacaran, karena tujuan ta’aruf sudah begitu jelas yaitu menikah. Jadi disini ta’aruf tidak ada unsur main-main lagi. Orang yang menjalaninya pun sudah benar-benar yakin bahwa ia ingin menikah. Lain halnya dengan orang pacaran yang belum siap dan mampu untuk menikah. Karena pada intinya tujuan orang pacaran tidak selalu untuk menikah.

Dalam Islam pacaran sendiri tidak diperbolehkan karena pacaran adalah salah satu jalan mendekati zina. Allah swt melarang hamba–hambaNya untuk mendekati zina sesuai dengan firman-Nya pada surah Al-Isra ayat 32 yang berbunyi :
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keju. Dan suatu jalan yang buruk.”
Jadi untuk para kawula muda saat ini, pasti kalian sudah faham mana yang di haramkan dan mana yang lebih baik untuk dijalankan. Ingat jangan sampai salah pilih jalan, karena tujuan menikah untuk ibadah. Maka bijaklah dalam mengambil langkah untuk ibadahmu.
 

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Muhammadiyah Gunakan Hisab untuk Menentukan Awal Ramadhan

Penetapan awal Ramadhan yaitu dengan metode Hisab Wujudul  Hilal Hakiki. Ada dua macam metode wujudu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *