Potret Pilu Kehidupan : Kisah Dari Pak Budi Dan Seorang Muridnya

Sumber : tanzie-umira.tumblr.com

Tidak ada yang pernah tahu kapan dan bagaimana kehidupan seseorang akan berakhir. Begitu pula yang dialami oleh seorang guru honorer mata pelajaran seni rupa di SMAN 1 Torjun,kabupaten Sampang. Berbekal pengabdian dan tanggung jawab sebagai seorang kepala keluarga, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berakhir ditangan seseorang yang ia didik dengan penuh rasa bangga.

Siang itu, tanggal 1 Februari, disaat orang lain sibuk beristirahat setelah bergelut seharian dengan kesibukan mereka, pak Budi lebih memilih mengajar disebuah kelas pada jam terakhir pelajaran pada hari itu. Namun apa yang ia dapat? Seorang murid dengan santainya mengabaikan dan dengan tanpa rasa bersalah ia terlelap dengan damainya.  Pak Budi pun dengan sabar berusaha membangunkannya, bukannya meminta maaf, sang murid yang berinisial HI,  itu malah mengganggu teman temannya yang sibuk mengerjakan tugas yang diberikan sang guru dengan mencoret hasil karya lukisan mereka dengan santainya .  Merasa diabaikan pak Budi pun mencoret pipi anak itu menggunakan cat air. Merasa tak terima, anak yang sudah berkali-kali mendapat catatan merah dari BK itupun lantas mencekik leher orang yang seharusnya ia segani itu tanpa ampun. Teman-teman kelasnya  bahkan guru guru pun berdatangan untuk melerai anak biadab tersebut. Sungguh memalukan. Apakah seburuk itu moral anak Indonesia yang katanya berpendidikan?

Ketika kepala sekolah bertanya apakah pak Budi akan melibatkan pihak yang berwajib? Apakah kalian percaya dengan apa jawaban pak Budi? Dengan senyum yang mengembang sembari memegang lehernya ia menjawab “Tidak pak, kasihan dia sudah kelas 12 sebentar lagi akan menghadapi ujian.Masa depannya akan hancur begitupula dengan kedua orang tuanya jika melihat anak yang selama ini menjadi harapan mereka berakhir dibalik dinginnya jeruji besi”. Sungguh tidak ada yang tahu, bahan baku apa yang tuhan gunakan untuk menciptakan hati milik pak Budi. Bahkan gelar pahlawan tanpa tanda jasa pun rasanya belum cukup untuk disematkan pada guru berhati malaikat ini.

Sesampainya dirumah, sang istri,shinta menyambut dengan hangat kedatangan suami tercinta. Tak ingin membebani pikiran Shinta, ia pun tersenyum membalas sapaannya dan pamit untuk beristirahat dengan dalih sakit pada lehernya karena kelelahan. Tak berselang lama pak Budi mengerang kesakitan sembari memegang lehernya hingga akhirnya ia tak sadarkan diri karena koma. Pihak keluarga pun segera melarikannya ke Rumah Sakit .Dokter   mendiagnosa bahwa pak Budi mengalami MBA (Mati Batang Otak), dimana semua organ didalam tubuhnya tidak bisa berfungsi lagi.

Kesedihan tak terhingga dirasakan oleh keluarga terlebih istrinya yang dikabarkan tengah mengandung buah Cinta mereka yang berusia 4 bulan,sungguh tidak ada yang menyangka orang yang selama ini mereka kenal ramah, dan murah senyum itu akan mengalami nasib setragis ini. Detik demi detik mereka berharap mendapat kabar yang akan sedikit menghibur kepedihan yang dirasakan. Namun tuhan berkata lain, ia tak ingin pak Budi lebih lama merasakan sakit yang teramat, sungguh tuhan sangat menyayanginya.

Tepat pada pukul 21.40 WIB pak budi dinyatakan telah beristirahat dengan damai untuk selamanya. Sungguh berita yang sangat menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Seorang murid tak tahu balas budi tega menghabisi nyawa pahlawan dalam hidupnya. Bahkan untuk mendapat gelar seorang manusia pun ia kurang pantas setelah apa yang dilakukannya terhadap “orangtua” yang telah mengajarkannya apa dan bagaimana itu kehidupan. Banyak yang beranggapan bahwa penjarapun masih terlalu mewah untuknya. Entahlah, biarkan tuhan bermain dengan kuasanya. Selamat jalan pak Budi, semoga Allah menjadikan surga hadiah atas semua pengorbanan dan pengabdian.

Karya : IMMawati Alifa Karomatullah D

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Quarter Life Crisis: Fase Paling Menyulitkan Dalam Hidup

Quarter Life Crisis Dekombat.com – Quarter Life Crisis Semakin tumbuh dewasa, kita dihadapkan dengan segala …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *