“KITA MANUSIA, MEMANG HEWAN YANG INGIN TAHU. CURIOUS, NIEWSGIERING.”
Bangsa Indonesia menyoroti bahwa yang terjadi di dunia ini dipengaruhi oleh kekuatan mistika (alam gaib). Tan Malaka menyebut sorot pandang ini sebagai “Logika Mistika”. Logika ini melumpuhkan pribadi, karena menjadi pengalihan absolut dari problematika hidup yang dihadapi (hal-hal gaib lah yang dapat mengatur dan menyelesaikannya). Oleh karenanya, masyarakat secara absolut melaksanakan rutinitas penyerahan sesajen, mantra, dan ritual-ritual gelap yang anti agama. Melihat realitas perangai bangsa yang di kerangkeng Logika Mistika itu, Datuk Ibrahim Tan Malaka melahirkan Madilog.
Tan Malaka melihat kemajuan umat manusia harus melalui tiga tahap yakni; tahap Logika Mistika lewat Filsafat ke Ilmu Pengetahuan (sains). Selama bangsa Indonesia masih terkungkung oleh Logika Mistika tersebut, tak mungkin ia menjadi bangsa yang merdeka dan maju. Madilog merupakan kompas terbaik dari Logika Mistika dan upaya persuasif seorang nasionalis tangguh bagi bangsanya untuk keluar dari territory kejumudan (statis) menuju ketajdidan (dinamis).
Dengan sajian konten yang kompleks dan menarik, ada konstelasi pemikiran dan euphoria kontemplasi yang membuat siapapun pembacanya akan menarik sebuah keputusan, inilah keberanian idealis. Dalam kilasan mozaik dari historisitas penulis tangguh ini, ialah si “Kiri”. Yang kemudian emblem-emblem ketabuan dalam menjejaki tabir nalarnya di bui pada era produktifnya (Orde Baru).
“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”
Penekanannya, Madilog merupakan cara bernalar dan tak boleh menyesatkan cara bernalar. Buku ini merupakan buku yang di baitkan dengan sudut pandang ilmiah, berdasarkan bukti empirik, dan output pustaka yang pernah dikaji oleh penulisnya, Tan Malaka. Segala sesuatu yang mucul dari luar, termasuk literatur, itu bersifat materialis dan menjadi input bagi seorang sapiens (manusia). Melalui input tersebut kita akan berdialektika dalam diri untuk mencerna apapun yang masuk dan menguraikannya sebagai output literatur (logika). Berbeda dengan Logika Mistika yang berkontradiktif dengan rasio (akal), sehingga akan menyesatkan, jika tak mampu menganalisisnya dengan baik.
Jelas sekali, dalam Madilog, seorang Tan mencoba memposisikan agama (religion) pada koordinat strategis, luhur dan adidaya. Tidak ada penyesatan baik secara implisit maupun eksplisit didalamnya. Dikemas apik, buku ini tidak menyediakan limitasi akan literatur dan metode ilmiah tentang mana yang masuk dalam logika rasio (akal) sapiens (manusia). Sehingga dari sinilah, siapapun yang pernah atau nantinya membaca Madilog lantas tak dapat bernalar dengan jernih, maka hal ini patut untuk dipertanyakan.
Dalam review singkat ini, Madilog secara eksplisit menyatakan, output elaborasi Tan Malaka hadir untuk megungkapkan bahwa doktrin agama yang tidak dikaji dengan kefahaman rasio (akal) akan menjadi fanatisme radikal yang berkonotasi negatif (Logika Mistika). Madilog sebagai buku “Kiri” disadur sebagai bentuk kesadaran logika yang perlu ditanamkan untuk memahami konsep religiusme yang tepat agar tidak hanya menjadi sekadar latah dalam menganut stigma akan inkonsistensi agama yang secara fundamental hanif.
“Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya.”
Oleh karena itu, buku “Kiri” (termasuk Madilog) bukanlah buku fiksi, jenis ini ditulis atas analisis dan pertimbangan yang serius. Oleh karenanya, jangan samakan buku “Kiri” dengan kitab suci, sebab buku “Kiri” bukanlah suatu imaji. Tiada dalil yang melarang sapiens untuk membaca buku, membaca adalah bentuk imperatif. Jadi, BACALAH.
“Komitmentasinya adalah, tanpa pemikiran yang matang dan kokoh, maka iman adalah Nonsense.”
Judul : Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika)
Penulis : Tan Malaka
No. ISBN : 97897091683319
Penerbit : Pustaka Narasi
Tanggal Terbit : Mei – 2014
Jumlah Halaman : 326 Halaman
Berat : 500 gr
Kategori : Referensi Umum
ABADI PERJUANGAN!
RATAKAN!
Author : Immawati Citra L