Review Buku: TINDAKAN – TINDAKAN KECIL PERLAWANAN

Kesalahan tak pernah berkurang jumlahnya di dunia ini. Dalam konteks penindasan yang terjadi di seluruh dunia memang selalu mungkin menemukan alasan persuasif mengapa banyak rezim tak bersedia mengubah jalan yang mereka tempuh. Meski demikian beberapa orang yang cukup berani dan gigih meyakini bahwa mereka dapat mengubah sesuatu, meluruskan yang salah, jika cukup banyak orang juga percaya bahwa perubahan adalah mungkin. Mereka pikir perubahan memang selalu memerlukan tindakan berisiko bahkan jika tidak ada kepastian akan hasilnya sekalipun. Merekalah orang orang yang telah membuat mungkin terjadinya perubahan luar biasa di masa lalu. Jenis orang semacam mereka itulah yang akan menciptakan perubahan pada tahun tahun yang akan datang melalui tindakan tindakan perlawanan kecil maupun besar.

Jika sesuatu dianggap mustahil maka akan demikianlah jadinya. Rasa takut akan akibat akibat yang akan dihadapi bukan hanya ketakutan pada penindasan itu sendiri melainkan juga ketakutan akan gagal dan ditertawakan itulah yang membuat keengganan untuk bertindak. Jika rasa takut itu dikesampingkan (bahkan jika hanya untuk sejenak saja) maka terbukalah semua kemungkinan yang sekalipun. Stanislaw baranczak sebagaimana dikutip di atas, terbukti benar. Bukan hanya di negerinya yakni di Polandia (tempat kereta kereta dorong bayi dan saus merah terlarang berperan dalam proses perubahan luar biasa) melainkan juga di seluruh dunia. Di berbagai tempat seluruh dunia, setiap hari beberapa orang yang sudah sekian lama menderita mulai bangkit dan semakin tidak merasa takut lagi sementara mereka yang mengakibatkan penderitaan selama ini mulai merasa takut pada perubahan yang mungkin akan terjadi segera. Tindakan tindakan perlawanan kecil terus berlanjut. Sejarah telah memperlihatkan kepada kita bahwa adalah mustahil untuk tidak menaruh kepercayaan yang besar pada kekuatan perubahan.

“Kata anak lelaki itu, Ia belajar tentang bagaimana yang lembut menitik selama sekian tahun akan melubangi batu yang keras sekalipun. Dengan kata lain, kekerasan akan kalah juga akhirnya.”

Boikot adalah salah satu bentuk tindakan politik, ekonomi, dan sosial yang sudah diterima luas di seluruh dunia. Semua orang menggunakan istilah itu tanpa merasa perlu mempertanyakan lagi asal mulanya. Padahal,kata itu bermula dari satu tindakan sederhana. Alkisah adalah seorang bernama Kapten Charles Cunningham Boycott. Para penggarap lahan di bawah penguasaan Boycott mogok kerja memprotes harag sewa dan pencaplokan lahan mereka secara tidak adil. Boycott dan keluarganya pun terpaksa harus memeras diri sendiri susu sapi sapi mereja memasang sendiri sepatu kuda kuda mereka,dan menadur sendiri benih benih di lahan pertanian mereka. Boycott pun terkucilkan dan tak berdaya untuk melakukan pembalasan apa pun,sehingga para pendukungnya pun kehilangan semangat membelanya.

Salah seorang penggerak aksi mogok itu James Redpath akhirnya berkesimpulan bahwa tidak ada satu kata pun yang tepat untuk menyebut bentuk tindakan ketidakpatuhan yang berhasil itu. Untuk memperkuat dampak politik dari tindakan tersebut,dia perlu merasa perlu suatu penyebutan baru. Dia meminta nasihat kepada seorang pastor bersimpati Romo John O’Malley, “Bagaimana kalau kita sebut saja itu ‘mem-Boycott-nya’?”.

Dalam buku Kapten Boycott dan Irlandia, Joyce Marlow menguraikan bagaimana seorang relawan pro inggris datang untuk membela Boycott yang sedang keok itu dikawal oleh satu detasemen yang terdiri atas seribuan orang serdadu. Perbekalan mereka antara lain terdiri atas 14 galon whiskey, 30 pounds tembakau, dan 4 terompet penengara kabut. Setelah beberapa minggu menggali lahan dan menyamai benih sayuran disana, dibawah guyuran hujan lebat akhirnya mereka pun menyerah dan meninggalkan Boycott. Sang kapten pun akhirnya hengkang pulang ke Inggris. Dia tak pernah kembali lagi ke kecamatan Mayo. Dan itulah awal mula perjalanan sejarah Irlandia meraih kemerdekaannya.

Selanjutnya, nama Sang Kapten yang semula tidak terkenal di pedalaman barat Irlandia itu pun mendunia dalam buku-buku kamus. Dan semua itu tadi sampai merambah ke negara lain seperti orang Rusia menyebut ‘boikotrivat’ dan orang Prancis menyebutnya ‘unboycott’. Semua itu gara-gara suatu kejadian kecil lokal saat panen sayur umbi-umbian yang gagal di pedalaman Irlandia pada tahun 1880.

HALAMAN 12-14

Author : Immawan Muhammad Yazid Hawari

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

rabu: rembulan tenggelam di wajahmu

Judul : Rembulan Tenggelam di WajahmuPenulis : Tere LiyeTahun Terbit : 2006Penerbit : Republika Novel …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *