Taman Siswa Yang Historik, Kini Apa Kabar?

Taman Siswa  Yang Historik, Kini Apa Kabar?

Oleh : IMMAwan yang sedang  merindu “Layang Kangen”

 

Salah satu lembaga pendidikan di kota Yogyakarta yang bernama Taman Siswa dulu menjadi api pembakar semangat anti pembodohan dan menjadi pelopor pendidikan, kini apa kabar ya bosQ?

Dengan filosofi yang ciamik dan sangat terkenal sampai saat ini menempel dan melekat yaitu “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.

Taman Siswa sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta, taman yang artinya tempat bermain/belajar dan siswa adalah murid,

Sudah hampir satu abad sekolah ini berdiri, sekarang, seolah sekolah ini terlupakan,

Memang sih yhaaa..

Yogyakarta terkenal dengan kota pendidikan,

Banyak sekolah-sekolah di Yogyakarta yang memiliki pengajar-pengajar yang terbaik, fasilitas terbaik, begitupun dengan syarat hanya nilai UN tinggi yang boleh sekolah disini, ada banyak sekali sekolah disini, dari Negeri hingga Swasta, yang menjadi favorit tentu adalah sekolah-sekolah negeri di kota Yogyakarta, total ada 11 Sma Negeri di kota.

Salah satu yang paling favorit adalah sekolah tempat saya menimba ilmu dahulu, SMA N 1 Yogyakarta.

Bercanda BuossQ wkwkw,,

Mana mungkin orang bodo kayak saya gini bisa sekolah di sekolahanya orang – orang jenius seperti itu..

Eittt, tapi kita gak ngomongin itu, kita bahas dunia pendididikan yaitu sekolah dan sistem pendidikan yang telah dirintis dengan susah payah oleh Ki Hadjar Dewantara,

Taman Siswa, terdiri dari Taman Indria (tk) Taman Muda (sd) Taman Madya (smp) Taman Dewasa (sma) lalu apa masalahnya buossq?

Taman Siswa seolah terpuruk dan tidak ada “baunya” lagi, padahal ini sekolah yang dirintis oleh seorah tokoh pendidikan paling dihormati di Indonesia. Bahkan telah tersisih dari persaingan  daftar sekolah rekomended untuk di masuki,

Sakit bang :”)

Istilahnya hanya orang – orang yang tersisih dari sekolah favorit yang mau masuk ke sekolah ini, efeknya lama kelamaan sekolah ini makin tidak “berbau” lagi dan terpuruk ke jurang pilu dan dalamnya rindu.. uuuhh,,

Dewasa bukan masalah umur karena banyak orang yang sudah tua namun sikapnya masih seperti anak kecil. Zaman yang terus berubah menuntut lembaga pendidikan berubah sesuai permintaan masa, 1922 adalah waktu yang tepat bagi seorang Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa, tidak berhenti di situ,

Taman Siswa dituntut untuk berubah mengikuti perubahan zaman, terlalu lambatnya adaptasi yang dialami Taman Siswa menyebabkan tidak mengalami kedewasan dengan cepat, disisi lain lembaga pendidikan yang lain, bermunculan mereka muda, tumbuh dengan cepat, dan dengan cepat kedewasaan mereka lebih baik dibandingkan Taman Siswa, sebab kedewasaan tidak ditentukan oleh umur, melainkan proses pembelajaran dari tuntutan perubahan.

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Muktamar IMM Ke-20

Muktamar merupakan forum Musyawarah tertinggi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, bukan semata untuk memilih pimpinan saja, tetapi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *