TERORISME ADALAH MUSUH YANG HARUS KITA PERANGI !

Dekombat.com – kasus bom bali 2002

Kasus bom bali yang terjadi pada 12 oktober 2002 merupakan kasus terorisme yang terjadi kesekian kalinya di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bentuk dari pemberontakan terhadap NKRI. Mereka yang tersangka dalam kasus ini ada yang dijatuhi hukuman mati dan ada pula yang di tahan. Beberapa dari mereka yang ditahan dan bebas dari penjara sebagian tercerahkan dan akhirnya kembali kepada ajaran yang benar. Sebut saja Sofyan tsauri seorang mantan anggota Polri yang pernah menjadi teroris di Indonesia yang tergabung dalam kelompok jihadis dan menjadi salah satu aktor penting dalam kasus terorisme di NAD dan di Bali. Perjalanannya kembali kepada ajaran yang benar tidak bisa dikatakan tanpa hambatan, ia banyak ditentang dan diragukan oleh banyak orang. Namun, ia dapat membuktikan bahwa ia telah kembali keajaran yang benar melalui berbagai statementnya serta pembongkarannya terhadap kelompok-kelompok teroris di Indonesia. Namun, yang akan penulis bahas dalam tulisan ini bukanlah tentang kisah perjalanan Sofyan tsauri. Melainkan tentang cikal bakal terorisme dan mengapa paham tersebut dapat menyebar kepada masyarakat Indonesia.

Cikal bakal paham terorisme berasal dari sikap intoleran yang ditujukan seseorang kepada penganut agama lain. Sikap itu semakin berkembang dan menjadi-jadi tatkala mengklaim bahwa apapun yang dilakukan oleh agama lain selain agamanya adalah salah dan harus dilakukan sebuah tindakan untuk hal tersebut. Kemudian tindakan inilah yang menjadi akar permasalahan sampai sekarang ini. Dari sikap intoleran tersebut berubah menjadi paham radikalisme yang menyasar siapapun yang dianggap salah bahkan berasal dari agamanya sendiri yang berbeda pemahaman dengan mereka. Setelah terpapar paham radikalisme, maka akan sangat mudah sekali bagi orang ini untuk menuju ketangga yang lebih ekstrem lagi yakni terorisme.

menurut (Mustofa, 2002) terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman untuk melakukan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada sasaran acak (tidak ada hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada kerusakan, kematian, ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massal. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa terorisme jelas merupakan suatu tindak kejahatan yang sangat tidak berperikemanusiaan. Lalu muncul pertanyaan darimana asal muasal terorisme tersebut ? dan  mengapa orang bisa menjadi teroris serta melakukan hal-hal yang anarkis ?

Untuk menjawab itu semua ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis rata-rata mereka yang melakukan terorisme selalu berselimut di dalam kata-kata agama. Dalam kasus terorisme di Indonesia selalu dikaitkan dengan agama Islam.  Mereka yang melakukan tindakan teroris sebenarnya merupakan seseorang yang taat beragama. Tetapi terdapat kekeliruan dalam memahami tafsiran-tafsiran yang di ajarkan oleh agama sehingga membuat mereka yang didoktrin dengan bungkus agama yang sangat manis akan mudah sekali menjadi seorang teroris. Dalam pembicaraannya dengan seseorang di channel youtube, sofyan tsauri mengatakan bahwa hanya butuh waktu 2 jam untuk mendoktrin seseorang menjadi teroris. Itu menandakan bahwa tidak butuh waktu lama untuk memengaruhi pemikiran seseorang sehingga ia bisa menjadi seorang teroris. Betapa mudahnya seorang teroris dalam mendoktrin seseorang agar mengikuti ideologi tersebut. Kejahatan apapun jika dibungkus agama akan terlihat mulia. Begitulah sekiranya gambaran proses penyebaran paham terorisme di Indonesia. Dengan dibungkus menggunakan dalil-dalil agama yang sangat mulia membuat seakan-akan terorisme adalah hal yang sangat indah bagi mereka yang telah terdoktrin.

Salah satu cara menyebarkan paham ini adalah dengan menyasar sisi emosional para target. Karena agama adalah hal yang syarat akan emosional, maka cara untuk meyampaikan paham terorisme dengan dibungkus dalil agama adalah dengan menyasar sisi emosional para target. Sebagai contoh misalnya sangat mudah sekali menyasar sisi emosional para terget dengan kata-kata “ jika kau dulu berani mati untuk hal-hal yang tak berguna dan maksiat, lalu mengapa kau tak berani mati dengan jihad dan membela agama Allah. Begitulah kiranya ketika Sofyan tsauri menjelaskan tentang cara seorang teroris mendoktrin seseorang untuk mengikutinya dalam podcast dedy corbuzyer. Rata-rata yang terdoktrin paham terorisme adalah mereka yang mempunyai semangat menggebu-gebu dan berapi-api dalam menjalankan syariat agama, tetapi tidak punya landasan ilmu yang cukup kuat serta pemahaman yang komprehensif terhadap tafsiran-tafsiran agama sehingga membuat mereka sangat mudah sekali terdoktrin paham ini.

Terorisme jelas sekali merupakan suatu tindak kejahatan yang mengguncang rasa kemanusiaan. Keberadaannya tak bisa dideteksi dengan mudah, ada banyak faktor mengapa masyarakat sangat mudah sekali terdoktrin paham ini. Hal Ini merupakan pekerjaan kita bersama sebagai warga NKRI dalam melindungi dan senantiasa menjaga keutuhan negara. Salah satu cara paling efektif untuk menangkal paham ini adalah dengan memahami serta mempelajari agama secara kaffah atau menyeluruh dan harus memiliki pengetahuan serta ilmu sebelum melakukan suatu tindakan. Dalam belajar agama carilah guru yang benar-benar moderat tidak condong ke kanan atau ke kiri supaya kita memiliki persfektif yang luas dalam mengartikan tafsiran-tafsiran agama sehingga kita dapat memahami perbedaan dan bersikap toleran kepada yang berbeda pemahaman dengan kita.

Penulis : Reza Athabi

Editor : Nur Ngaeni

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Muktamar IMM Ke-20

Muktamar merupakan forum Musyawarah tertinggi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, bukan semata untuk memilih pimpinan saja, tetapi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *