ANALISIS SOSIAL: SIKAP APATIS DI TENGAH ORGANISASI KARANG TARUNA DUSUN GEMBONGAN

PENDAHULUAN

Organisasi karang taruna merupakan salah satu wadah yang dijadikan tempat pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat di suatu wilayah desa tertentu. Organisasi sosial kepemudaan ini disebut-sebut wadah pembinaan, pengembangan, serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, keagamaan, budaya, dan sebagainya dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan guna memberikan peningkatan kualitas organisasi dan menciptakan regenerasi yang lebih baik untuk kedepannya.

Zaman globalisasi yang begitu cepat silih berganti memasuki seluruh kehidupan manusia yang disertai dengan munculnya teknologi digital yang menyebabkan setiap penggunanya merasa acuh terhadap kondisi sosial sekitar, tak peduli, apatis terhadap problematika di internal, begitu asik dengan dunianya sampai-sampai lupa bahwa ada hal yang perlu dibenahi dalam kehidupan sosial sekitarnya. Pemuda memiliki peranan penting dalam perbaikan tatanan organisasi yang ada disekitar masyarakat. Memecahkan segala problematika yang ada, merekatkan kembali talian kekeluargaan, melakukan diskusi dan melakukan dobrakan untuk peningkatan segala sektor yang ada di sebuah desa tersebut.

PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam analisis ini adalah menggunakan metode wawancara secara langsung kepada anggota Karang Taruna Dusun Gembongan. Narasumber yang diangkat kali ini adalah Rosi Fajar selaku Ketua Karang Taruna periode 2020, Syania Icha selaku anggota Karang Taruna, dan Dadik selaku mantan Ketua Karang Taruna periode 2015.

HASIL WAWANCARA:

  1. Rosi Fajar (Ketua Karang Taruna periode 2020)

Rosi memaparkan bahwa kondisi Karang Taruna saat ini sedang berada pada kondisi yang down atau berasa seperti sedang hancur-hancurnya. Rosi mengatakan bahwa mayoritas anggota Karta saat ini bersikap bodo amat terhadap kondisi sosial sekitar, ketika ada sebuah agenda rapat banyak yang tidak datang, ngeblong diwaktu ada jadwal sinoman, dan lain sebagainya.

  • Syania Icha (anggota Karang Taruna)

Icha juga mengatakan hal serupa bahwa kondisi Karta saat ini memprihatinkan, karena banyak dari pemuda-pemudi yang no respon terhadap suatu pertanyaan yg dilontarkan di grup, tidak adanya saling sapa ketika berpapasan di jalan dan lain sebagainya. Icha mengatakan bahwa banyak sekarang yang lebih asik dengan dunianya sendiri sampai lupa dengan kondisi sekitar.

  • Dadik (mantan Ketua Karang Taruna periode 2015)

Dadik juga mengatakan hal yang sama dengan pernyataan Rosi dan Icha. Menurutnya organisasi Karta saat ini memang seperti sudah tidak ada semangat lagi, kecanduan terhadap handphone, game, dan dunia luarnya menyebabkan tidak munculnya lagi generasi muda yg ikut berkontribusi terhadap lingkungan sekitar.

PENGEMBANGAN PERSEPSI

  1. Seseorang yang berlaku apatis terhadap organisasi dan lingkungan sekitar bisa disebabkan karena tidak adanya kenyamanan terhadap kelompok tersebut.
  2. Mereka lebih senang dengan dunianya sendiri dan terpengaruhi oleh dunia digital.
  3. Mereka kurang menyadari bahwa semua manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
  4. Tidak adanya kepercayaan diri untuk berbaur dengan lingkungan.
  5. Kegiatan suatu organisasi tersebut yang dianggap monoton dan kurang menarik.

KESIMPULAN

Kondisi Karang Taruna dusun Gembongan sangat memprihatinkan, sehingga diperlukan adanya kepekaan terhadap permasalahan yang ada di organisasi tersebut. Perlu adanya dobrakan yang mendorong kepada perubahan yang lebih baik.

SOLUSI

  1. Untuk memperbaiki permasalahan yang ada di organisasi Karang Taruna Gembongan perlu dilakukan dengan langkah awal yaitu mengadakan sebuah pertemuan yang biasa dikatakan makrab. Makrab atau biasa disebut malam keakraban ini nantinya akan bisa dikemas sedemikian rupa dengan cara menghadirkan seorang pembicara yang notabene nya berasal dari alumni ketua Karta. Yang kemudian dalam acara tersebut disampaikan segala keluh-kesah, kritik, dan saran untuk Karta kedepannya. Diberikan cuitan-cuitan motivasi bahwasanya kita hidup saling bergantung dengan orang lain, maka diperlukan sikap saling peka terhadap lingkungan sekitar.
  2. Melakukan pembenahan terhadap program kerja yang dianggap monoton dan tidak menarik. Bisa dilakukan dengan mengganti atau menambah proker baru yang mampu menumbuhkan kesadaran anggota Karta untuk ikut serta dalam pengerjaan proker tersebut.
  3. Melakukan refreshing dan diskusi seperti touring, mendaki gunung, camp, outbond, dan lain sebagainya yang dapat memacu rasa kekeluargaan.
  4. Mengadakan kembali kegiatan-kegiatan bakti sosial dan kerja bakti, sehingga dengan berjalannya kembali kegiatan ini akan menjadikan citra Karta semakin baik di masyarakat.
  5. Saling menyapa ketika berpapasan dijalan J
  6. Saling support dan meyakinkan yang lain bahwa sosial masyarakat membutuhkan kita J

Walaupun banyak yang beranggapan diam itu emas, tapi dalam konteks sosial diam sangat tidak dianjurkan.-

Author : Immawati Melynia Kartika Ardiani

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Muhammadiyah Gunakan Hisab untuk Menentukan Awal Ramadhan

Penetapan awal Ramadhan yaitu dengan metode Hisab Wujudul  Hilal Hakiki. Ada dua macam metode wujudu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *