ESTAFET PERJUANGAN KADER

Editor: Tim Redaksi Dekombat

Perjuangan adalah salah satu kata yang menggambarkan sebuah proses panjang dan berkelanjutan bagi seorang kader muhammadiyah. Menjadi seorang kader dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memang tidak mudah. Banyak proses yang harus dijalani dan dilewati untuk menjadi kader muhammadiyah dan mendapatkan gelar Immawan dan Immawati. Tentunya kader bukanlah hanya sebuah sebutan bagi seorang yang telah masuk dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Seorang kader muhammadiyah memiliki tanggung jawab besar dalam melanjutkan estafet perjuangan untuk menegakkan dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Gerbang pertama yang harus ditempuh untuk menjadi seorang kader IMM adalah Darul Arqam Dasar. DAD juga diharapkan untuk menjadi gerbang utama IMM dalam melahirkan generasi intelekutal muslim yang mampu menjawab tantangan, menjalankan dan melanjutkan perjuangan, serta menciptakan perubahan dalam kehidupan masyarakat.

IMM memiliki Tri Kompetensi Dasar yaitu Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Di mana tri kompetensi dasar (Trikoda) ini merupakan hal yang harus ada dalam diri seorang kader IMM, selain itu terdapat trilogi yang merupakan hal yang harus dijalankan bagi seorang kader IMM. Menjadi kader IMM perlu mengimplementasikan trilogi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Artinya, setiap kader IMM punya tanggung jawab untuk memahami dan menerapkan trilogi ini dalam kehidupannya. Trilogi ini menjadi suatu dasar bagi seorang kader dalam berjalan bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, di mana seorang kader harus memiliki pemahaman tauhid yang kuat, intelektual yang tinggi, rasa kepekaan dan kontribusi dalam masyarakat yang tinggi dan murni tanpa adanya rasa kepentingan individu. Trikoda dan trilogi dalam IMM ini merupakan suatu hal yang harus ada dan diterapkan dalam diri seorang kader IMM. Menjadi seorang kader harus senantiasa memperdalam pemahaman tauhid yang dimiliki sebagai bentuk dalam pengimplementasian asas religiusitas, memperbanyak membaca untuk menumbuhkan nalar-nalar kritis dalam pengimplementasian asas intelektualitas, dan berani untuk berkontribusi, bermanfaat serta membawa perubahan bagi kehidupan bermasyarakat sebagai pengimplementasian asas humanitas.

Tanggung jawab utama seorang kader adalah menjalankan nilai dasar sebuah ikatan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat sebagai bentuk untuk melanjutkan perjuangan muhammadiyah dalam beramar ma’ruf nahi munkar. Tentunya tidak ada namanya perjuangan yang mudah, semua perlu pengorbanan dalam menjalankan tugas sebagai seorang kader yang nantinya akan membawa perubahan dalam masyarakat. Semangat dan konsistensi dalam melanjutkan perjuangan sangat diperlukan dalam menjadi bagian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Ikatan memang sudah semestinya untuk terikat dengan kuat, dan dari kontribusi kader terhadap ikatanlah yang menjadikannya tetap kuat. Menjadi seorang kader perlu mengubah mindset untuk senantiasa berkontribusi dan bukan numpang untuk bereksistensi. Artinya, apa yang telah kita berikan sebagai kader dalam sebuah ikatan adalah suatu hal yang kita jadikan patokan utama dalam ber-IMM, bukan sejauh mana ikatan itu telah memberi kita suatu jalan untuk bereksistensi. Karena dalam sebuah ikatan, konsistensi, kontribusi, dan semangat perjuangan adalah kunci utama IMM untuk mampu menjadi organisasi yang membawa pembaharuan dan melanjutkan estafet perjuangan muhammadiyah. Perjuangan muhammadiyah yang dimaksudkan adalah sesuai dengan tujuan muhammadiyah itu sediri yaitu “Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.” Melalui IMM inilah bentuk kontribusi kita sebagai seorang kader untuk membantu mewujudkan tujuan muhammadiyah, yaitu dengan tetap bersemangat, belajar, dan berkontribusi dalam IMM sebagai usaha untuk melanjutkan estafet perjuangan dari KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah.

Untuk melanjutkan perjuangan dalam menjadikan muhammadiyah sebagai organisasi yang membawa pembaharuan dalam masyarakat, menjadi seorang kader IMM tidak boleh gugup situasi sosial namun juga tidak bisa terjerumus dalam keadaaan sosial. Artinya, seorang kader tetap mempertahankan keorisinilan gagasannya, melalui nilai-nilai dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan karakteristik dari IMM dan dilaksanakan oleh setiap kadernya untuk pedoman bertidak dalam menghadapi situasi dan keadaan sosial. Sekali lagi, untuk menjadi kader yang ideal memanglah tidak mudah, diperlukan sikap gigih dan jauh dari keputusasaan dalam berjuang, karena dalam melakukan perjuangan membutuhkan keikhlasan dalam menerima kegagalan ataupun penolakan. Tidak semua perjuangan akan selalu berakhir dengan keberhasilan, maka dari itu sebagai seorang kader harus siap menerima resiko dari perjuangan itu sendiri. Dan, menjadi seorang kader dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihannya yaitu memutuskan untuk menjadi seorang kader IMM. Di mana kader IMM itu sebagai generasi inteletual muslim yang akan selalu mengimplementasikan ilmunya dan menjalankan kontribusinya dalam masyarakat serta memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan estafet perjuangan muhammadiyah dalam masyarakat.

Author : Immawati Ardita Handayani

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Sejarah Muhammadiyah : Muhammadiyah Setelah KH. Ahmad Dahlan Wafat

Pesan terakhir KH. Ahmad Dahlan sebelum wafat: “Nampaknya ajalku akan sampai, aku sudah tidak lagi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *