NEGARA AGRARIS, PETANI MIRIS

NEGARA AGRARIS, PETANI MIRIS

NEGARA AGRARIS PETANI MIRIS

Immawati Mawarta Birdha

Tepat tanggal 24 September yaitu hari ini menjadi momentum Hari Tani Nasional. Namun peringatan itu hanyalah sebuah kiasan. Pernahkan terpikirkan di benak kita bahwasannya pertanian di negeri tercinta ini petani Indonesia sudah merdeka?

Lihatlah kesejahteraan tani Indonesia jauh dari kata merdeka. Katanya negeri agraris tapi petani miris. Sangat disayangkan ketika peran petani tidak dihargai seperti kerja rodi tanpa gaji, luput dari kepedulian pemerintah dan selalu ditekan oleh sistem kapitalisme. Perlu diingat prestasi sektor ini menjadikan Negara Indonesia pernah mengalami swasembada beras, tapi itu tidak berlangsung lama. Kini prestasi itu hanya mimpi. Padahal sektor pertanian merupakan sektor penyumbang ekonomi terbesar ketiga setelah sektor industri dan sektor perdagangan.

Namun semakin hari, kepentingan pertanian ikut tergeser oleh kepentingan-kepentingan sistem politik di bumi pertiwi. Indonesia telah dikuasai dengan industri sehingga bergeserlah lahan pertanian. Hal Ini menjadi tantangan terbesar bagi pertanian untuk mempertahankan posisinya di negeri ini. Tapi apa yang dilakuan petani? Mereka hanya pasrah tidak tahu cara melawan dan mempertahankan haknya yang hilang. Lalu siapa lagi yang akan menyediakan ketersediaan pangan untuk bangsa dan negara ini?

Ketika upaya dari pemerintah mengkoordinir langsung Kementerian Pertanian yang melakukan segala upaya dalam bentuk program-program sektor pertanian namun perlu digaris bawahi bahwa, apakah program tersebut terlaksana? Apa hanya sebuah wacana semata?

Maka dari itu haruslah ada kesadaran kita sebagai mahasiswa untuk memperhatikan dari sektor pertanian ini. Kita STOP kesedihan petani yang tak hanya mencucurkan keringat, bahkan air matapun tak mampu mereka bending. Tak ada yang perlu menambah beban petani dengan perampasan lahan dan perlakuan yang tidak baik.

Ingat bahwa tak ada perbuatan yang lebih mulia dari perbuatan yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Berterima kasihlah kepada para petani yang hingga hari ini masih meluangkan pikiran dan tenaga untuk keberlangsungan hidup bangsa dan negara ini. Sportivitas bukan hanya milik kompetisi olahraga, tetapi juga sportivitas dalam menghargai hasil kerja para petani.

 

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

Sejarah Muhammadiyah : Muhammadiyah Setelah KH. Ahmad Dahlan Wafat

Pesan terakhir KH. Ahmad Dahlan sebelum wafat: “Nampaknya ajalku akan sampai, aku sudah tidak lagi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *