Review Buku: Cinta yang Datang Tak Harus Menghapus Jejak yang Lalu

Perjamuan Jiwa

Bangunlah Cintaku, bangun..!

Karena jiwaku memanggil-manggilmu dari seberang lautan, dan menawarkan kepadamu sayap-sayapnya yang melintasi gelombang ombak yang ganas.

Bangunlah, karena sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah pejalan kaki. Rasa kantuk telah memeluk ruh setiap lelaki, sementara aku terbangun sendiri. Rasa rindu membukakan kertas surat tidurku, cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu. Aku telah membuang bukuku, karena keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku, cintaku. Karena takut pada hantu, lupa yang berada dibalik selimut. Aku telah membuang bukuku, karena keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku.

Bangun, bangunlah cintaku, dan dengar diriku!

Aku mendengarkan, cintaku!

Halaman 84-85

Kahlil Gibran merupakan seorang penulis Lebanon yang karyanya terkenal hingga diterjemankan di beberapa bahasa. Buku ini diterbitkan oleh Gramatical Publishing, Surabaya pada tahun 2016. Dengan nomor ISBN 978-602-1526-68-2. Penyusun buku ini adalah MS Anderson dengan judul Cinta yang Datang Tak Harus Menghapus Jejak yang Lalu. Memuat karya Kahlil Gibran tentang cinta,

“sebagaimana cinta membuatmu tumbuh, dia juga dapat memangkas dirimu, sebagaimana dia bisa membawa dirimu ke puncakmu, dan melindungi dahan-dahan terapuhmu, yang bergetar dibawah cahaya matahari, dia juga bisa menggali hingga mencapai akarmu, dan kemudian mengguncang-guncangnya hingga cengkraman ke bumi makin melemah”.

Merupakan bacaan yang sangat memoles asa, rasa, cinta, angan, dan harapan. Bahwasanya cinta dapat ditepikan dalam berbagai keadaan, realita, dan batasan hingga harapan. Mengolah emosi, mengguncangkan hati, dan menekankan arti bahwa cinta tak hanya persegi. Ia mengupas dan melepas sisi yang mungkin menyayat hati. Persembahan yang tak bisa dilewati hanya karena patah hati, angan dan semangat juga tertulis di sini. Seperti,

Mengapa aku menjadi jauh lebih baik dan lebih kuat dan lebih yakin ketika badai berlalu?

Aku tak tahu, namun demikian aku makin mencintai badai, bukan lebih jauh, lebih dari apa pun yang ada di alam.

Jika aku menerima sinar matahari dan kehangatan maka aku juga pasti menerima petir dan kilat. Aku mengenali semua persoalan yang kupunyai tentangmu berasal dari kekerdilan atau ketakutan di dalam diriku.

Halaman 116

Author : Immawawati Hikmah Nur Sholihah

About Tim Redaksi Dekombat

Website ini dikelola oleh Tim Redaksi Dekombat IMM FEB UMY

Check Also

rabu: rembulan tenggelam di wajahmu

Judul : Rembulan Tenggelam di WajahmuPenulis : Tere LiyeTahun Terbit : 2006Penerbit : Republika Novel …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *